PBOIN Membagi 4 Tipe Konsumen Bengkel
Jakarta, PBOIN – Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia atau PBOIN mengelompokkan konsumen bengkel dalam empat kategori tipe konsumen.
Menurut Ketua Umum PBOIN, Hermas E Prabowo, Minggu (12/3) di Jakarta, pengelompokan kategori tipe konsumen bengkel dilakukan agar pelaku usaha bengkel dan mekanik anggota PBOIN mengenali dengan baik karakter masing-masing tipe konsumen, sehingga bisa melakukan pendekatan atau treatment yang tepat guna mendukung kemajuan bisnis bengkelnya.
“Penting untuk tahu tipe konsumen, bengkel bisa buat strategi baru cara treatment yang tepat,” jelas Hermas.
Berikut ini empat kategori tipe konsumen bengkel yang dikelompokkan PBOIN.
Pertama, Konsumen Setia (KS). Tipe konsumen ini sudah merasakan manfaat yang baik atas pelayanan bengkel. Puas.
Sehingga mereka selalu merawat dan memperbaiki kendaraan di bengkel yang sama. Begitupun saat mereka punya kendaraan baru.
Kedua, Konsumen Coba-coba (KC). Tipe konsumen ini belum tahu pelayanan dan kualitas hasil kerja bengkel yang akan dituju.
Mungkin juga dia sedang mencari alternatif lain, setelah sebelumnya berlangganan di bengkel lain, tapi karena pertimbangan tertentu ingin cari bengkel yang baru.
Ketiga, Konsumen Pembanding Harga (KPH). Tipe konsumen ini sangat sensitif dengan harga, tidak terlalu mengedepankan kualitas.
Bagi mereka yang penting murah dulu, soal kualitas bagaimana nanti saja. Konsumen tipe ini akan berburu bengkel murah, kadang tidak peduli dengan risiko.
Bagi bengkel, harga murah bagai tombak bermata dua. Satu sisi bisa membunuh bisnisnya sendiri dan memicu kompetisi tidak sehat antar sesama bengkel, sisi lain lagi bisa berdampak ke konsumen.
Ada peribahasa menang jadi abu, kalah jadi arang. Bengkel yang saling berkompetisi untuk berebut konsumen harga murah akan sama-sama mati, karena tidak bisa bayar mekanik, tidak bisa investasi alat baru, dan tidak bisa up date pengetahuan.
Pelan tapi pasti bengkel ini akan ditinggal lari konsumen. Karena ketinggalan ilmu. Konsumen yang dapat harga murah juga pada akhirnya akan kalah, karena kualitas hasil kerja sekadarnya dan suku cadang yang dipasang tidak bagus. Kendaraan tidak awet, cepat rusak lagi, pemborosan dan berisiko masalah di jalan.
Keempat, Konsumen Cari Ilmu (KCI). Mereka telepon , WA atau datang ke bengkel sekadar tanya ini dan itu, setelah dapat ilmunya cari bengkel lain yang lebih murah dan mau diatur-atur.
Di bengkel lain tersebut konsumen minta dikerjakan ini dan itu, bengkel disuruh ikut arahannya, berdasar ilmu yang didapat di bengkel atau tempat lain.
Kalau tidak tuntas masalah, ada yang bisa terima, ada yang marah dengan bengkel tersebut, karena dianggap tidak kompeten. Padahal belum tentu infonya benar.
Tipe konsumen yang suka tantangan dan ingin coba-coba sendiri, juga masuk dalam kategori tipe ini.
Namun tipe konsumen keempat ini tidak akan bisa mendukung kemajuan bisnis bengkel. Bengkel lama-lama jadi museum.*