Fokus pada Bisnis, Hindari Konflik Sesama Bengkel
Jakarta, PBOIN – Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E Prabowo mengajak para pengusaha bengkel otomotif UMKM untuk fokus menjalankan kegiatan bisnis bengkel masing-masing.
Hindari keinginan ataupun tarikan pihak lain yang berpotensi menyeret pada konflik sesama bengkel UMKM. Sebaliknya, antar-bengkel UMKM saling membantu dan mensupport satu sama lain sehingga terjalin ikatan bisnis dan kekeluargaan yang kuat.
“Sekarang ini dunia medsos begitu maju. Ramai. Segala hal dibahas, juga yang berkaitan dengan dunia perbengkelan otomotif,” jelas Hermas, Kamis (7/4).
Berdasar pengamatan di media sosial, di antara bengkel otomotif UMKM tidak jarang saling menjatuhkan. Ketika bengkel satu punya masalah, bengkel lain mencoba cari panggung, dan ramai-ramai mem-bully sekalipun belum tahu masalahnya secara pasti. Cepat menghakimi satu sama lain.
Tidak hanya di media sosial, dalam keseharian, kebiasaan buruk mencari panggung dan menari di atas kesulitan sesama bengkel UMKM juga banyak terjadi. “Siapa yang diuntungkan? Tentu bukan bengkel, tapi pihak lain,” katanya.
Hermas mengingatkan bahwa cara-cara seperti itu sebaiknya tidak lagi dilakukan pengusaha bengkel UMKM. Karena hal sama, juga bisa saja sewaktu-waktu berbalik menimpa diri sendiri.
“Kita bukan Malaikat, yang tidak bisa salah. Pekerjaan bengkel adalah pekerjaan-pekerjaan teknik. Masalah teknik atau non teknik bisa saja terjadi di luar yang kita kehendaki, sekalipun semua SOP dijalankan dengan baik. Ruang untuk timbulnya suatu masalah selalu terbuka, dan itu sewaktu-waktu bisa menimpa kita semua kapan saja,” lanjut Hermas.
“Untuk apa berkonflik sesama bengkel UMKM, atau mencoba mengambil manfaat dari kesulitan bengkel UMKM lain, toh sama-sama miskin juga. Lebih baik bekerjasama dan saling mengisi,” jelasnya.
Demikian juga hasrat atau keinginan untuk ikut campur dengan masalah bengkel lain, sebaiknya dihindari. Untuk apa? Hanya buang-buang waktu dan energi.
Sudah banyak terbukti bahwa bengkel UMKM yang maju adalah yang fokus menjalankan bisnisnya. Tidak hobi ikut campur dan senang mengurusi urusan bengkel lain. “Jalankan usaha dengan sebaiknya dan fokus,” tegasnya.
Terus belajar mengembangkan diri, diam tapi terus menekuni usahanya, mencari referensi dan inovasi-inovasi baru, karena teknologi otomotif terus berkembang dan semakin rumit. Tidak ada waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak perlu.
Bengkel UMKM yang maju tidak tergoda dengan konflik dengan sesama bengkel UMKM, apalagi gampang diadu domba pihak lain, yang diuntungkan dengan berbagai macam konflik dan perselisihan yang diciptakan.
Karena ketika semua hal yang kontraproduktif itu dilakukan, akan banyak waktu dan energi yang terbuang percuma, yang sejatinya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha bengkelnya agar lebih maju.
Ingat bahwa kemampuan fisik kita terbatas. Bengkel butuh kekuatan fisik. Batas usia 60 tahun, kemampuan fisik turun drastis.
Mumpung masih muda dan kuat, kembangkan usaha bengkel dengan baik dan fokus. Supaya saat tua, bisnis bisa tetap otomatis berjalan, dan nanti tidak menjadi beban bagi anak-anaknya. (WAWAN)